
Suatu hari, jauh sebelum hiruk pikuk demokrasi ini berlangsung. Saya bertanya pada beberapa orang teman. “Jika engkau kelak hidup sampai tua, apa yang akan engkau lakukan di hari tua mu?”. Dua orang teman yang saya tanya, kedua orang itu menjawab akan menjadi caleg (calon legislatif)
Jawaban yang membuat saya terkejut dan heran kenapa kekuasaan begitu di dambakan oleh penduduk negeri ini. Barangkali kita memang terlahir dengan potensi untuk berkuasa. Mempengaruhi orang lain sesuai dengan yang kita inginkan.
Saking ngebetnya berkuasa, ada sebagian yang rela mempertaruhkan hartanya. Bahkan bukan mustahil mereka yang ingin berkuasa menghalalkan berbagai cara, supaya memuluskan rencana yang ada dalam otaknya. Namun, masih ada segelintir orang yang ingin berkuasa karena panggilan jiwa.
Bukankah kepemimpinan itu begitu penting, sehingga ada sebuah riwayat bilamana berjalan tiga orang maka pilihlah satu orang sebagai pemimpin.
Pemilu adalah salah satu sarana untuk memilih pemimpin. Setelah Nabi Muhammad SAW meninggal dunia, para sahabat melaksanakan pemilihan pemimpin dengan musyawarah. Meskipun selanjutnya terjadi silang sengketa diantara para pengikut sahabat tentang siapa yang layak memimpin mereka.
Di masa abad pertengahan kepemimpinan ditentukan oleh otoritas gereja, karena otoritas dianggap wakil Tuhan di muka bumi. Kepemimpinan spritual sekaligus merangkap pimpinan urusan dunia, sehingga menimbulkan pemberontakan karena kekuasaan telah melenceng dari jalur semula. Banyak terjadi penyalahgunaan kekuasaan, sehingga sebagian orang percaya bahwa politik dan agama itu harus dipisah.
Ketika agama tidak lagi melekat dengan politik, maka beberapa negara tumbuh dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Sementara di sisi dunia yang berbeda, masih banyak yang meributkan relasi antara agama dan politik.
Apapun itu, naluri politik akan selalu melekat pada diri manusia. Mungkin pemimpin yang dipilih tidak akan merubah apapun, tapi setidaknya kita sudah memilih atau memilih untuk tidak memilih (golput). Keduanya adalah pilihan politik yang tidak perlu diperdebatkan, karena untuk merubah apapun, termasuk negara ini, yang diperlukan adalah merubah diri kita sendiri.

hehe… apa hubungannya golput dg telat jodo ya? 🙂
SukaSuka
Saya pun juga gak tau apa hubungan nya..
SukaSuka
sudah mulai penghitungan nih skr ya
SukaSuka
Iya, tp hasil nya belum keluar ya.
SukaSuka
Haha gambarnya konyol hihi
SukaSuka
saya sudah memilih he he
SukaSuka
Wah, mantap bu made.
SukaSuka
Milih wakil aja ga bisa,
gimana mau milih teman hidup ya, betul-betulbetul 🙂
SukaSuka
Haha… mungkin…
SukaSuka
Aku nggak ngerti kalimat ini deh Ajo:
Mungkin pemimpin yang dipilih tidak akan merubah apapun, tapi setidaknya kita sudah memilih atau memilih untuk tidak memilih (golput).
Gambarnya lucu 😀
SukaSuka
Maksudnya, pemimpin yang udah dipilih bisa jadi gak memberi dampak apapun terhadap kita setelah mereka terpilih. Setidaknya kita sudah menentukan pilihan Antara mencoblos dan golput.
SukaSuka
Korelasinya lucu banget sih 🙂
SukaSuka
Iya, saya pun pertama lihat gambarnya langsung nyengir sendiri..
SukaSuka
wkwkwkkk.. gambarnya itu 😀
Bahaya tuh kalau mau aleg karena ambisi,
SukaSuka